Filsafat Kuno (600 SM – 500M)
Mempelajari filsafat Yunani berarti menyaksikan kelahiran filsafat. Filsafat barat dimulai dari Yunani, sifat-sifat filsafat Yunani sangatlah berpengaruh di alam pikiran Barat. Diantaranya adalah melepaskan diri dari mitos-mitos dan mencari pertanggungjawaban yang rasional. Realistis, terang, tajam dalam perumusan, teratur dan rapi.
Kelahiran (Pre-Sokratisi)
Filsafat alam mencari penjelasan tentang alam, khususnya terjadinya segala sesuatu dari prinsip pertama. Ada dua paham yaitu filsuf monisme dan pluralis.
Filsuf monisme yaitu pendirian bahwa realitas seluruhnya bersifat satu karena terdiri dari satu unsur saja. Tokoh-tokohnya adalah
a. Thales.
Mengatakan bahwa prinsip itu adalah air, Thales juga berpendapat bahwa bumi terletak di atas air.
b. Anaximandros.
berpendapat “to apeiron” atau “yang tak terbatas”. Anaximandros mengatakan bahwa bumi persis berada di pusat jagat raya dengan jarak yang sama terhadap semua badan yang lain. Sedangkan mengenai kehidupan bahwa semua makhluk hidup berasal dari air dan bentuk hidup yang pertama adalah ikan. dan manusia pertama tumbuh dalam perutikan.
c. Anaximenes.
menunjuk udara. Anaximenes dapat dikatakan sebagai pemikir pertama yang mengemukakan persamaan antara tubuh manusia dan jagat raya. Udara di alam semesta ibarat jiwa yang dipupuk dengan pernapasan di dalam tubuh manusia.
d. Pythagoras
Ajaran-ajarannya yang pokok adalah pertama dikatakan bahwa jiwa tidak dapat mati. Sesudah kematian manusia, jiwa pindah ke dalam hewan, dan setelah hewan itu mati jiwa itu pindah lagi dan seterusnya. Tetapi dengan mensucikan dirinya, jiwa dapat selamat dari reinkarnasi itu. Pythagoras menyatakan bahwa suatu gejala fisis dikusai oleh hukum matematis. Bahkan katanya segala-galanya adalah bilangan. Ketiga mengenai kosmos, Pythagoras menyatakan untuk pertama kalinya, bahwa jagat raya bukanlah bumi melainkan Hestia (Api), sebagaimana perapian merupakan pusat dari sebuah rumah.
e. Herakleitos
Menyatakan bahwa api sebagai dasar segala sesuatu. Herakleitos juga berpandangan bahwa di dalam dunia alamiah tidak sesuatupun yang tetap. Segala sesuatu yang ada sedang menjadi. Pernyataannya yang masyhur "Pantarhei kai uden menei" yang artinya semuanya mengalir dan tidak ada sesuatupun yang tinggal tetap.
f. Parmenides
Parmenides disebut sebagai peletak dasar metafisika. Parmenides berpendapat bahwa yang ada ada, yang tidak ada tidak ada. Konsekuensi dari pernyataan ini adalah yang ada 1) satu dan tidak terbagi, 2) kekal, tidak mungkin ada perubahan, 3) sempurna, tidak bisa ditambah atau diambil darinya, 4) mengisi segala tempat, akibatnya tidak mungkin ada gerak sebagaimana klaim Herakleitos. Para filsuf tersebut dikenal sebagai filsuf monisme yaitu pendirian bahwa realitas seluruhnya bersifat satu karena terdiri dari satu unsur saja.
Filsuf pluralis, karena pandangannya yang menyatakan bahwa realitas terdiri dari banyak unsur. Tokoh-tokohnya adalah
a. Empedokles
Menyatakan bahwa realitas terdiri dari empat rizomata (akar) yaitu api, udara, tanah dan air. Perubahan-perubahan yang terjadi di alam dikendalikan oleh dua prinsip yaitu cinta (Philotes) dan benci (Neikos). Empedokles juga menerangkan bahwa pengenalan (manusia) berdasarkan prinsip yang sama mengenal yang sama.
b. Anaxagoras
Anaxagoras dikatakan sebagai filsuf pertama yang membedakan antara "yang ruhani" dan "yang jasmani". Anaxagoras mengatakan bahwa realitas adalah terdiri dari sejumlah tak terhingga spermata (benih), bahwa segalanya terdapat dalam segalanya. Karena itu rambut dan kuku bisa tumbuh dari daging. Perubahan yang membuat benih-benih menjadi kosmos hanya berupa satu prinsip yaitu Nus yang berarti roh atau rasio. Nus tidak tercampur dalam benih-benih dan Nus mengenal serta mengusai segala sesuatu.
c. Leukippos dan Demokritos
Disebut sebagai filsuf atomis. Atomisme mengatakan bahwa realitas terdiri dari banyak unsur yang tak dapat dibagi-bagi lagi. Jumlah atom tidak berhingga dan tidak mempunyai kualitas, sebagaimana pandangan Parmenides atom-atom tidak dijadikan dan kekal. Tetapi Leukippos dan Demokritos menerima ruang kosong sehingga memungkinkan adanya gerak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa realitas seluruhnya terdiri dari dua hal: yang penuh yaitu atom-atom dan yang kosong.
Perkembangan
Masa ini memusatkan penyeledikan pada manusia. Filsafat alam tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan, maka timbulah kaum “Sofis” (pedagang pengetauan). Socrates telah memindahkan filsafat dari langit ke atas bumi. Maksudnya, filsuf pra-Socrates mengkonsentrasikan diri pada persoalan alam semesta sedangkan Socrates mengarahkan obyek penelitiannya pada manusia di atas bumi. Hal ini juga diikuti oleh para sofis. Sophistes digunakan untuk menyebut guru-guru yang berkeliling dari kota ke kota dan memainkan peran penting dalam masyarakat. Dalam dialog Protagoras, Plato mengatakan bahwa para sofis merupakan pemilik warung yang menjual barang ruhani.
a. Protagoras
menurutnya manusia ialah ukuran segala-galanya. Pandangan ini bisa disebut "relativisme" artinya kebenaran tergantung pada manusia.
b. Gorgias
mempertahankan tiga pendiriannya : tidak ada sesuatupun, seandainya sesuatu tidak ada, maka ia tidak dapat dikenali, seandainya sesuatu dapat dikenali, maka hal itu tidak bisa disampaikan kepada orang lain.
c. Socrates
memulai filsafatnya dengan bertitik tolak dari pengalaman keseharian dan kehidupan kongkret. Perbedaannya terletak pada penolakan Socrates terhadap relatifisme yang pada umumnya dianut para sofis. Menurut Socrates tidak benar bahwa yang baik itu baik bagi warga negara Athena dan lain lagi bagi warga negara Sparta. Yang baik mempunyai nilai yang sama bagi semua manusia, dan harus dijunjung tinggi oleh semua orang. Pendirinya yang terkenal adalah pandangannya yang menyatakan bahwa keutamaan (arete) adalah pengetahuan, pandangan ini kadang-kadang disebut intelektualisme etis. Dengan demikian Socrates menciptakan suatu etika yang berlaku bagi semua manusia. Sedang ilmu pengetahuan Socrates menemukan metode induksi dan memperkenalkan definisi-definisi umum.
Mempelajari filsafat Yunani berarti menyaksikan kelahiran filsafat. Filsafat barat dimulai dari Yunani, sifat-sifat filsafat Yunani sangatlah berpengaruh di alam pikiran Barat. Diantaranya adalah melepaskan diri dari mitos-mitos dan mencari pertanggungjawaban yang rasional. Realistis, terang, tajam dalam perumusan, teratur dan rapi.
Kelahiran (Pre-Sokratisi)
Filsafat alam mencari penjelasan tentang alam, khususnya terjadinya segala sesuatu dari prinsip pertama. Ada dua paham yaitu filsuf monisme dan pluralis.
Filsuf monisme yaitu pendirian bahwa realitas seluruhnya bersifat satu karena terdiri dari satu unsur saja. Tokoh-tokohnya adalah
a. Thales.
Mengatakan bahwa prinsip itu adalah air, Thales juga berpendapat bahwa bumi terletak di atas air.
b. Anaximandros.
berpendapat “to apeiron” atau “yang tak terbatas”. Anaximandros mengatakan bahwa bumi persis berada di pusat jagat raya dengan jarak yang sama terhadap semua badan yang lain. Sedangkan mengenai kehidupan bahwa semua makhluk hidup berasal dari air dan bentuk hidup yang pertama adalah ikan. dan manusia pertama tumbuh dalam perutikan.
c. Anaximenes.
menunjuk udara. Anaximenes dapat dikatakan sebagai pemikir pertama yang mengemukakan persamaan antara tubuh manusia dan jagat raya. Udara di alam semesta ibarat jiwa yang dipupuk dengan pernapasan di dalam tubuh manusia.
d. Pythagoras
Ajaran-ajarannya yang pokok adalah pertama dikatakan bahwa jiwa tidak dapat mati. Sesudah kematian manusia, jiwa pindah ke dalam hewan, dan setelah hewan itu mati jiwa itu pindah lagi dan seterusnya. Tetapi dengan mensucikan dirinya, jiwa dapat selamat dari reinkarnasi itu. Pythagoras menyatakan bahwa suatu gejala fisis dikusai oleh hukum matematis. Bahkan katanya segala-galanya adalah bilangan. Ketiga mengenai kosmos, Pythagoras menyatakan untuk pertama kalinya, bahwa jagat raya bukanlah bumi melainkan Hestia (Api), sebagaimana perapian merupakan pusat dari sebuah rumah.
e. Herakleitos
Menyatakan bahwa api sebagai dasar segala sesuatu. Herakleitos juga berpandangan bahwa di dalam dunia alamiah tidak sesuatupun yang tetap. Segala sesuatu yang ada sedang menjadi. Pernyataannya yang masyhur "Pantarhei kai uden menei" yang artinya semuanya mengalir dan tidak ada sesuatupun yang tinggal tetap.
f. Parmenides
Parmenides disebut sebagai peletak dasar metafisika. Parmenides berpendapat bahwa yang ada ada, yang tidak ada tidak ada. Konsekuensi dari pernyataan ini adalah yang ada 1) satu dan tidak terbagi, 2) kekal, tidak mungkin ada perubahan, 3) sempurna, tidak bisa ditambah atau diambil darinya, 4) mengisi segala tempat, akibatnya tidak mungkin ada gerak sebagaimana klaim Herakleitos. Para filsuf tersebut dikenal sebagai filsuf monisme yaitu pendirian bahwa realitas seluruhnya bersifat satu karena terdiri dari satu unsur saja.
Filsuf pluralis, karena pandangannya yang menyatakan bahwa realitas terdiri dari banyak unsur. Tokoh-tokohnya adalah
a. Empedokles
Menyatakan bahwa realitas terdiri dari empat rizomata (akar) yaitu api, udara, tanah dan air. Perubahan-perubahan yang terjadi di alam dikendalikan oleh dua prinsip yaitu cinta (Philotes) dan benci (Neikos). Empedokles juga menerangkan bahwa pengenalan (manusia) berdasarkan prinsip yang sama mengenal yang sama.
b. Anaxagoras
Anaxagoras dikatakan sebagai filsuf pertama yang membedakan antara "yang ruhani" dan "yang jasmani". Anaxagoras mengatakan bahwa realitas adalah terdiri dari sejumlah tak terhingga spermata (benih), bahwa segalanya terdapat dalam segalanya. Karena itu rambut dan kuku bisa tumbuh dari daging. Perubahan yang membuat benih-benih menjadi kosmos hanya berupa satu prinsip yaitu Nus yang berarti roh atau rasio. Nus tidak tercampur dalam benih-benih dan Nus mengenal serta mengusai segala sesuatu.
c. Leukippos dan Demokritos
Disebut sebagai filsuf atomis. Atomisme mengatakan bahwa realitas terdiri dari banyak unsur yang tak dapat dibagi-bagi lagi. Jumlah atom tidak berhingga dan tidak mempunyai kualitas, sebagaimana pandangan Parmenides atom-atom tidak dijadikan dan kekal. Tetapi Leukippos dan Demokritos menerima ruang kosong sehingga memungkinkan adanya gerak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa realitas seluruhnya terdiri dari dua hal: yang penuh yaitu atom-atom dan yang kosong.
Perkembangan
Masa ini memusatkan penyeledikan pada manusia. Filsafat alam tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan, maka timbulah kaum “Sofis” (pedagang pengetauan). Socrates telah memindahkan filsafat dari langit ke atas bumi. Maksudnya, filsuf pra-Socrates mengkonsentrasikan diri pada persoalan alam semesta sedangkan Socrates mengarahkan obyek penelitiannya pada manusia di atas bumi. Hal ini juga diikuti oleh para sofis. Sophistes digunakan untuk menyebut guru-guru yang berkeliling dari kota ke kota dan memainkan peran penting dalam masyarakat. Dalam dialog Protagoras, Plato mengatakan bahwa para sofis merupakan pemilik warung yang menjual barang ruhani.
a. Protagoras
menurutnya manusia ialah ukuran segala-galanya. Pandangan ini bisa disebut "relativisme" artinya kebenaran tergantung pada manusia.
b. Gorgias
mempertahankan tiga pendiriannya : tidak ada sesuatupun, seandainya sesuatu tidak ada, maka ia tidak dapat dikenali, seandainya sesuatu dapat dikenali, maka hal itu tidak bisa disampaikan kepada orang lain.
c. Socrates
memulai filsafatnya dengan bertitik tolak dari pengalaman keseharian dan kehidupan kongkret. Perbedaannya terletak pada penolakan Socrates terhadap relatifisme yang pada umumnya dianut para sofis. Menurut Socrates tidak benar bahwa yang baik itu baik bagi warga negara Athena dan lain lagi bagi warga negara Sparta. Yang baik mempunyai nilai yang sama bagi semua manusia, dan harus dijunjung tinggi oleh semua orang. Pendirinya yang terkenal adalah pandangannya yang menyatakan bahwa keutamaan (arete) adalah pengetahuan, pandangan ini kadang-kadang disebut intelektualisme etis. Dengan demikian Socrates menciptakan suatu etika yang berlaku bagi semua manusia. Sedang ilmu pengetahuan Socrates menemukan metode induksi dan memperkenalkan definisi-definisi umum.
Filsafat Abad Pertengahan (100-1600 M)
Patristik
Pada masa ini, agama Katholik mulai tersebar di dunia Barat dengan ajarannya tentang Tuhan, manusia dan dunia, dan etiknya. Untuk mempertahankan dan menyebarkannya mereka menggunakan filsafat Yunani dan mengembangkannya lebih lanjut.
Skolastik
Disebut demikian karena filsafat pada waktu itu mulai diajarkan di sekolah-sekolah (universitas). Saat itu filsafat mengabdi kepada Theologi, baru sesudah tahun 1200 filsafat berkembang kembali berkat pengaruh filsafat Arab yang diteruskan ke Eropa.
Filsafat Arab
Para filsuf arab mengembangkan filsafat Yunani yang telah ada di Siria, kemudian diteruskan ke Eropa melalui Spanyol. Salah satu filsuf Arab yang memiliki pengaru besar terhadap perkembangan filsafat Barat adalah Ibnu Sina (Avicenna) , ia telah hafal Al-Qur’an sejak usia 10 tahun. Filsuf Arab di Spanyol yang juga berpengaruh terhadap aliran-aliran di Eropa adalah Ibn Rush (Averros) yang disebut juga penafsir Aristoteles.
Pada abad ini, filsafat mengalami masa keemasan ketika adanya universitas-universitar, karangan-karangan Aristoteles mulai dikenal umum melalui filsuf-filsuf Arab dan Yunani
Masa Peralihan
Renaissance, perkembangan humanisme, pertentangan besar antara tradisi dan kemajuan. Perkembangan baru dari sisrem-sistem lama (Plato-Aristoteles, Stoa) dan usaha mencari sintesi-sintesis baru. Persoalan terbesar yang dihadapi yaitu hubungan antara ilmu pengetahuan dan kepercayaan/ agama.
Filsafat Modern (1550-1770)
Ini merupakan zaman Empirisme dan Rasionalisme. Pada masa ini analisis psikologis lebih dipentingkan, bahasa latin ditinggalkan sebagai bahasa ilmiah, diganti bahasa-bahasa modern. Watak-watak perseorangan dan nasional lebih tampil ke muka. Cara-cara kebebasan menjadi anarki. Ilmu alam dan ilmu pasti berkembang.
Perancis
Rene Descartes (1596-1650), “Bapak Filsafat Modern” yang menimbulkan banyak persoalan-persoalan dan reaksi yang hebat dari aliran yang menyusulnya. Yang menjadi persoalan adalah kebimbangan metodis satu-satunya yang pasti. “Aku berfikir, jadi aku ada” (cogito ergo sum), dari ini sampailah pada “Idea clara et distincta” tentang pikiran dan eksistensinya.
Pada tahun 1623, Rasionalisme Descartes ditolak oleh Blaise Pascal. Ia skeptis terhadap kekuatan pikiran manusia. Kita hanya dapat berhubungan dengan peryataan yang sesungguhnya dengan perantara “le sentiment” dan kepercayaan.
Inggris
Pengalaman adalah satu-satunya sumber pengetahuan, akal hanya “meregistrasikan”, tak mampu mencapai pengetahuan baru.
Jerman
Gottfried Wilhelm Leibnitz (1646-1716), mencari sintesis antara pandangan-pandangan mechanis-organis, antara ilmu pengetahuan dan agama, materi dan roh, keharusan logis dan kebebasan, ilmu alam dan sejarah
Filsafat abad ke XIX (1770-1900)
Immanuel Kant (1724-1804) meletakkan dasar teori pengetahuan . Persoalan yang dihadapi adalah ilmu-ilmu pengetahuan berhasil memperoleh hukum-hukum yang pasti, tetap, kekal. Sedangkan metafisika ternyata tidak mendapat hasil tetap.
Sifat-sifat obyektif, pasti dan umum dari ilmu pengetahuan tak dapat dijelaskan oleh Rasionalisme maupun oleh Empirisme. Maka untuk membela kepastian ilmu, tata kesusilaan dan keagamaan, Kant mengajukan persoalan kritis. Mengenai kekuatan akal manusia. “Kritik” ini melahirkan suatu arah baru dalam pemikiran filsafat dan sangat mempengaruhi semua aliran0aliran yang menyusul Kant
Jerman
Timbulnya cara berpikir yang historis dan dialektis, kemajuan ilmu-ilmu alam membawa ke arah Positivisme.
Filsafat abad ke XX (1900- ... )
Sejak Kant, persoalan filsafat yang terpenting ialah soal pengetahuan manusia. Kenyataan oleh Kant dibagi menjadi dua, yaitu Dunia Empiris dan Dunia Nominal, maka timbul dua aliran besar. Idealisme mementingkan subyek dan Empirisme mementingkan obyek.
Sekitar tahun 1900 pemikiran filsafat berganti haluan, pandangan dunia yang materialistis dan mekanistis ditinggalkan. Positivistis dalam filsafat dan ilmu-ilmu kebudayaan diganti metode analisis. Keyakinan bahwa ilmu-ilmu alam tak dapat memberikan penjelasan yang lengkap dari pada seluruh kenyataan makin kuat.
Referensi
Salam, Burhanuddin. 1984. Pengantar Filsafat. Bandung : Bumi Aksara.
http://www.cyjack.com/cognition/Plato.doc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar